Jumat, 29 Mei 2009

Salah Satu Taktik Iblis yang Utama


Iblis (Lucifer) dan malaikat-malaikatnya akan selalu berusaha menyibukkan umat manusia di dunia dengan berbagai kegiatan / pekerjaan duniawi sehingga manusia akhirnya kurang bahkan tidak memiliki waktu untuk menyelidiki tentang kebenaran sejati di dalam Yesus Kristus; atau minimal bertanya kepada kepada Allah:"Apakah itu kebenaran sejati?", atau "Ya Allah, tunjukkanlah kepada tentang kebenaran sejati!"

Sebab kebenaran sejati lah yang akan membebaskan kita dari segala kutukan dosa, baik dosa nenek moyang maupun dosa pribadi, dan dari segala ikatan kuasa Iblis, sehingga akhirnya kebenaran itu akan membawa kita kepada pengenalan akan sumber dari kebenaran sejati, yakni Allah sendiri melalui Yesus Kristus (Isa Almasih).

Iblis dan roh-roh jahatnya merupakan roh-roh penyesat di dalam dunia, mereka akan selalu berusaha dengan sangat keras sehingga kalau boleh semua manusia di dunia ini tidak boleh mengenal Yesus Kristus sebagai Penyelamat dan Penebus dosa-dosa manusia yang telah diutus oleh Allah Bapa.

Yesus Kristus adalah “Utusan yang Terutama” dari Allah Bapa untuk menyatakan Cinta KasihNya kepada umat manusia yang hidup di dalam belenggu dosa, sehingga kalau manusia menolak Yesus Kristus itu artinya sama saja menolak kasih dari Allah Bapa, Sang Pencipta Alam Semesta.

Salah satu taktik Iblis juga adalah membiarkan manusia menyebut nama “Allah” atau “Tuhan” dengan mulutnya sesuka hatinya, tetapi tidak akan membiarkan manusia untuk mengenal Allah secara benar, yakni Allah Tritunggal: Allah Bapa, Allah Anak (Yesus), dan Allah Roh.

Kita pernah mendengar kata “Tuhan yang Maha Esa”, sebenarnya itulah Allah Tritunggal, sebab kata “ESA” memang artinya adalah Satu, tetapi arti yang lebih tepat dari bahasa aslinya merupakan KESATUAN YANG JAMAK. Oleh karena itu, Iblis takut dan berusaha dengan keras supaya manusia tidak boleh mengenal Allah Tritunggal.

Mengapa Iblis takut manusia mengenal Allah secara benar (Allah Tritunggal) ? jawabnya gampang aja, karena Iblis tidak mau manusia masuk ke surga yang indah melainkan menginginkan kalau boleh semua manusia ikut dengannya masuk ke dalam Penghukuman Kekal, yakni ke dalam Danau Api dan Belerang yang sangat panas.

Pembagian Surga Menurut Ukuran IMAN ( Wahyu TUHAN kepada Rev. Jaerock Lee)


  1. IMAN yang bagaikan rumput kering / jerami: tempatnya di Firdaus
  2. IMAN yang bagaikan kayu: tempatnya di Kerajaan Surga Tingkat I
  3. IMAN yang bagaikan permata: tempatnya di Kerajaan Surga Tingkat II
  4. IMAN yang bagaikan perak: tempatnya di Kerajaan Surga Tingkat III
  5. IMAN yang bagaikan emas: tempatnya di Kota Yerusalem Baru

( I Kor 3:12-15 )

Rahasia 3 Tingkat LANGIT

1. Langit pertama – Alam Semesta Jasmani di mana kita hidup / alam fisik

2. Langit kedua – Alam Semesta Rohani / “Padang Gurun” (Wah 12:6) yang berada di antara langit pertama dan langit ketiga; sebagian daerah diberi Allah untuk tempatnya iblis / roh-roh jahat (Efesus 2:2) dan sebagian daerah lagi dikuasai oleh Allah.

3. Langit ketiga – Alam Semesta Rohani di mana terdapat Firdaus, kerajaan Surga / Yerusalem Baru / Kerajaan Allah dan Anak Domba (Yesus Kristus) / Kerajaan Terang


Rahasia tentang alam fisik dan alam roh ini sangat luas sehingga tidak bisa dijangkau oleh pikiran manusia, sebab alam-alam ini selain bertingkat tetapi juga berdampingan, berdampingan tetapi tidak berbenturan, mempunyai banyak dimensi yang tentunya manusia akan bingung jika memikirkannya.

KASIH

KASIH - Hukum Perjanjian Baru

Di bawah Perjanjian Baru, saling mengasihi adalah suatu perintah, bukan sekedar nasehat atau saran. (Yoh 13:34)


Mengapa kita harus mengasihi? Karena Yesus pun telah mengasihi kita dengan jalan rela mati disalib untuk menjadi korban perdamaian sebagai pemersatu antara Allah dan manusia yang sebelumnya terpisah karena dosa-dosa manusia.


Mengapa ada Perjanjian Baru? Karena Perjanjian Baru diadakan oleh Allah berdasarkan janji-janji yang jauh lebih tinggi daripada Perjanjian Lama. Perjanjian Lama sebenarnya hanya merupakan bayangannya saja, sedangkan wujud yang aslinya adalah Perjanjian Baru. (Ibr 8:7-13; Ibr 10:7-10,14-17, Yeremia 31:33,34)


Orang-orang yang berada di bawah Perjanjian Lama adalah orang-orang yang lahiriah; mereka belum dilahirkan kembali (lahir baru) sebab Yesus belum datang dan menebus mereka.


Orang-orang perjanjian lama -> melayani Allah dengan perlindungan darah binatang, belum di dalam perlindungan darah Yesus yang ajaib; mereka harus berhadapan dengan peraturan dan tata cara di dunia; mereka belum dapat dipimpin oleh hati atau roh mereka, karena mereka belum dilahirkan secara rohani (lahir baru); dan di bawah perjanjian lama, bila seseorang melanggar salah satu hukum Taurat maka dianggap melanggar seluruh hukum itu.


Namun, di bawah Perjanjian Baru, kita dilahirkan kembali sebagai ciptaan baru ( II Kor 5:17 ). Karena roh kita telah diciptakan baru maka Allah dapat menulis hukum-Nya di dalam hati kita. Karena itu kita tidak lagi hidup di bawah hukum perjanjian lama beserta peraturan dan tata caranya yang bertujuan untuk mengendalikan kehendak manusia lahiriah / daging.


Melalui kelahiran baru, roh kita diperbaharui kembali, karena itu, kita dapat dipimpin oleh Allah melalui roh kita sebab di dalam roh yang demikianlah ada kasih Allah.( II Kor 5:17, Efesus 4:24 )


Orang yang sungguh-sungguh lahir baru tidak lagi memiliki keinginan untuk berbuat dosa, walaupun kadang-kadang tubuh atau pikiran kita masih bisa tersandung, tetapi keinginan di dalam hati kita untuk berbuat dosa sudah hilang.


Hal lain yang menarik tentang kasih Allah adalah bahwa kasih itu tinggal di dalam hati manusia, bukan di dalam pikiran atau tubuhnya; hal itu terjadi karena hati adalah satu-satunya bagian dari manusia yang mengalami ciptaan baru.


Karena itu kita masih mempunyai tugas yang sangat diharapkan oleh Allah, yakni memperbarui pikiran kita; mengapa? Karena pikiran adalah tempat manusia mendapatkan masalah; karena pikiran manusia merupakan “medan pertempuran” antara Allah dan iblis. Oleh karena itu kita harus memperbarui pikiran kita dengan firmanNya, sehingga pikiran kita dapat selaras dengan Roh Kudus yang ada di dalam hati kita; sebab penghalang utama dari iman yang berada di hati / roh manusia adalah pikiran manusia lahiriah. (Efesus 3:23,24)


Jadi, ketika Yesus menggenapi Perjanjian Lama, Ia pun sekaligus menetapkan Perjanjian Baru dengan meterai darah-Nya (Ibr 12:24); jadi orang yang hidupnya saling mengasihi karena kasih Allah, otomatis ia sudah memenuhi hukum Taurat.



(I Yoh 3:14-18,23)

Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.


Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.

Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.

Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?

Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.


Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.

Dimanakah roh orang-orang mati yang diselamatkan dalam zaman Perjanjian Lama dan zaman Perjanjian Baru?


Roh orang mati yang diselamatkan sebelum jaman Yesus (Perjanjian Lama) akan menuju Dunia Orang Mati Bagian Atas / ‘Pangkuan’ Abraham, karena Abraham Bapa orang beriman, bertugas di Dunia Orang Mati Bagian Atas. (Lukas 16:19-31)


Namun setelah Tuhan Yesus bangkit dan naik ke surga, roh mereka yang selamat hanya berada 3 hari di Dunia Orang Mati Bagian Atas kemudian mereka akan menuju SUATU TEMPAT DI FIRDAUS bersama-sama dengan Tuhan Yesus, yakni suatu TEMPAT PENANTIAN, untuk menantikan kedatangan Tuhan Yesus kedua kali di bumi, kemudian mereka akan diberi tubuh surgawi dan masing-masing akan menerima pembagian upah dari Tuhan.


Bagaimana keadaan mereka di tempat penantian itu?


Mereka sangat menikmati damai sejahtera Allah yang sejati, mereka menikmati kebahagiaan dan penuh dengan sukacita.


Di sana mereka tidak membuang-buang waktu, sebaliknya terus menerus mempelajari banyak pengetahuan rohani dari para malaikat dan para nabi, misalnya tentang Allah Tritunggal, surga, peraturan-peraturan dunia roh, dsb. Pengetahuan yang demikian tidak ada habis-habisnya. Mempelajari hal-hal rohani tidak pernah membosankan atau mengalami kesulitan, tidak seperti belajar di dunia ini.


Mereka juga selalu ingin tahu tentang apa yang sedang terjadi di dunia ini, tetapi terutama hal-hal yang terkait dengan kerajaan surga; misalnya ‘Bagaimana perkembangan gereja yang saya layani? Berapa banyak tugas yang diberi yang sudah dilaksanakan oleh gereja? Bagaimana perkembangan penginjilan di dunia?, dll. Jadi mereka akan sangat beersukacita / puas dan merayakannya bila mereka mendengar bagaimana Allah dipermuliakan melalui KKR-KKR dan acara-acara persekutuan lainnya.


Di tempat penantian itu berhimpun semua orang dari berbagai tingkatan rohani. Orang yang tingkat rohaninya lebih rendah memberi hormat dengan cara menundukkan kepala kepada orang yang tingkat rohaninya lebih tinggi, namun mereka yang memberi hormat melakukan hal itu bukan karena terpaksa tetapi memang keluar dari hati yang benar dan tulus.


Ada perkecualian bagi para nabi dan para rasul, mereka tidak berada di tempat penantian ini, namun mereka sudah berada di Yerusalem Baru untuk melayani pekerjaan Allah untuk mempersiapkan tempat bagi kita karena mereka sudah dikuduskan sepenuhnya dan mencerminkan hati Allah sepenuhnya; walaupun begitu, mereka masing-masing belum bisa ke rumah surgawi mereka masing-masing karena Penghakiman belum dilaksanakan.


Karena itu, di dalam nama Tuhan, saya memberkati anda supaya anda tidak hanya mengejar Yerusalem Baru dengan tingkat rohani yang tinggi seperti Paulus, namun juga memimpin banyak jiwa ke jalan keselamatan dengan cara memberitakan Injil sekalipun demi tugas tersebut anda harus mengorbankan nyawa anda


(Wahyu Tuhan untuk Jaerock Lee)

Perbedaan antara Kasih Manusia dan Kasih Allah



Kasih manusia adalah kasih yang sangat dipengaruhi mood (suasana hati), situasi dan kondisi di sekitarnya, tiba-tiba dapat saja berubah menjadi kebencian hanya dalam waktu yang sekejap, atau seringkali bertindak sebaliknya, misalnya seharusnya bertindak lembut malah keras, seharusnya tegas malah lunak.


Kasih Allah adalah kasih yang stabil, tidak berubah-ubah, tidak dipengaruhi oleh “musim”, kasih yang selalu bertindak pada saat yang tepat, kasih yang sangat panjang sabar, dan murah hati (Maz 30:5). Walaupun Kasih Allah itu sangat lembut namun kadang-kadang dapat menjadi sangat tegas, sebagai contoh, ketika Yesus mengambil cemeti dan mengusir para penukar uang untuk keluar dari bait Allah. Apakah Ia bertindak menurut kasih? Ya; anda lihat sisi tegas dari kasih. Allah adalah Kasih; ada sisi Allah yang murah hati dan lemah lembut, namun ada juga sisi Allah yang tegas dan menghakimi, … kasih ini menyerupai kasih orang tua terhadap anak-anaknya. (Amsal 13:24 “Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.”)

DUNIA

DUNIA

Kehidupan duniawi ini bagaikan fatamorgana, sepertinya menyenangkan dan memuaskan manusia namun sesungguhnya tidak, karena yang benar-benar bisa memuaskan kehidupan manusia adalah kebenaran Allah, karena hanya kebenaranlah yang sanggup membebaskan manusia dari segala belenggu sifat-sifat dosa manusia, dari belenggu kuasa iblis, dari segala kutukan dosa adam maupun dosa sendiri.

Yang benar-benar bisa memuaskan kehidupan manusia adalah jika manusia itu hidup di dalam Kristus – karena Kristus adalah kebenaran yang Allah nyatakan buat manusia, di dalam Kristus lah baru kita bisa menikmati kebaikan Allah, kemurahanNya, dan kehidupan kekal.

Setelah kita percaya kepada-Nya, barulah kita bisa makan roti kehidupan dan minum air kehidupan yang membuat kita puas selama-lamanya, karena Yesus sendiri berkata,”Akulah Roti Hidup, barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan haus lagi, …”Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepadaKu dan minum!” (Yoh 6:35, Yoh 7:37)

Barangsiapa minum air kehidupan dari Yesus maka dari dalam hati kita akan mengalir aliran-aliran air hidup, yakni aliran Roh Kudus, aliran kuasa Allah; siapakah yang belum dibaptis dengan Roh Kudus, datanglah kepada Yesus dan minumlah! - semudah itukah? Yang memang mudah, semuanya memang mudah bagi kita yang percaya sepenuhnya kepada Dia, karena Dia sendiri yang mengundang kita dan berkata: “..datang kepadaKu dan minum!

“Marilah, barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma.” (Why 22:17)

Belajar Mengampuni Diri Sendiri dan Melupakan Masa Lalu Yang Buruk

Anda tidak hanya harus mengampuni orang lain, Anda juga harus belajar mengampuni diri Anda sendiri! – dan jangan lupa bahwa belajar mengampuni itu berarti juga belajar melupakan.

Kalau Anda tetap bergantung pada masa lalu, maka kehidupan Anda bagi Allah akan mengalami hambatan. Anda tidak akan menjadi orang Kristen yang berhasil jika Anda selalu memandang ke belakang.

Kalau Anda sudah minta ampun dan Allah sudah melupakan masa lalu Anda, mengapa Anda harus mengingat-ingatnya kembali? Bila Anda menuduh diri Anda sendiri dan terus-menerus merasa bersalah, maka IMAN Anda tidak akan bekerja.

Sebagai contoh: Rasul Paulus pun mengampuni dirinya sendiri (Filipi 3:12-14, I Timotius 1:11-16, Kis 9:1-6)

(Kenneth Hagin)

Kebenaran Sejati di dalam KRISTUS

Percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat itu sebenarnya bukanlah agama, melainkan sebuah jalan masuk ke dalam kebenaran sejati dan hidup yang kekal. Banyak ajaran-ajaran lain yang menyebut “dirinya” sebuah kebenaran, bahkan kebenaran sejati, tetapi yang kebenaran sejati yang sesungguhnya terdapat di dalam Yesus Kristus. Hanya di dalam Kristus lah terdapat kehidupan yang kekal dan harta rohani yang tak terbatas.

Sebab iblis (lucifer) datang kepada manusia hanya untuk menyesatkan pikiran manusia, mencuri / menghilangkan rasa damai dari hati manusia, membunuh tubuh manusia, membawa roh manusia ke alam maut untuk disiksa, dan akhirnya manusia mengalami siksaan di neraka sampai selama-lamanya. Tetapi Yesus datang kepada kita manusia, supaya kita memiliki dan menikmati hidup ini di dalam segala kelimpahannya.

Kapan dan mengapa kita bisa memiliki hidup yang kekal? Kehidupan kita yang kekal dimulai sejak hati kita percaya bahwa Yesus Kristus telah mati di kayu salib karena menanggung hukuman dari Allah Bapa, untuk menggantikan kematian kita karena dosa-dosa kita; - oleh sebab itu kita menyebut Yesus sebagai Penyelamat.

Apa itu Pertobatan ?

Definisi yang asli tentang pertobatan tidak ada yang lain kecuali ‘Perubahan Pikiran’.


Meskipun sudah bertobat, pikiran orang percaya tidak bebas sama sekali dari sentuhan Setan. Seperti halnya Setan bekerja lewat pikiran pada jaman dahulu, demikian juga pada jaman sekarang, dia masih tetap bekerja dengan cara yang sama. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, menceritakan rahasia bahwa dia ‘takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya’ (2 Korintus 11:3). Paulus benar-benar menyadari bahwa seperti halnya ilah dunia ini (Setan) membutakan pikiran orang-orang yang belum percaya, demikian juga akan menipu pikiran orang-orang yang sudah percaya. Pikiran merupakan jalan yang paling mudah bagi Setan untuk melaksanakan tujuannya. Hati Hawa sebenarnya tidak berdosa, namun dia menerima pikiran-pikiran yang dianjurkan oleh Setan. Hawa diperdaya lewat tipuan Setan yang memalsukan alasan, sehingga dia jatuh ke dalam perangkap musuh. Oleh sebab itu, dengan melhat kasus di atas, seorang percaya harus hati-hati agar tidak menyombongkan diri karena memiliki hati yang jujur dan tulus. Sebab jika dia tidak mengetahui bagaimana cara menolak roh-roh jahat dalam pikirannya, dia akan terus-menerus dicobai dan ditipu sehingga kehilangan kekuasaan atas kehendaknya sendiri.


Allah ingin memulihkan kehidupan pikiran kita menjadi sempurna seperti keadaannya semula ketika diciptakanNya, sehingga kita tidak hanya bisa memuliakan Allah dengan hidup kita, namun juga dengan pikiran kita. Umat Tuhan harus mengetahui bahwa jika mereka ingin hidup secara sempurna maka pikiran mereka pun harus diperbarui. Seorang Kristen harus bertanya kepada dirinya sendiri: Apakah semua ini adalah pikiran-pikiranku sendiri ??? Apakah ini adalah aku yang sedang berpikir ??? Jika bukan aku yang sedang berpikir, maka pasti ini ulah roh jahat yang sedang bekerja dalam pikiranku. Kita harus tahu jika tidak berniat untuk berpikir, namun demikian ada pikiran yang timbul dalam benak kita, maka kita harus berkesimpulan bahwa pikiran-pikiran itu bukan berasal dari diri kita melainkan dari roh jahat yang selalu mau menyesatkan dan membinasakan kehidupan orang percaya. ( WN )